Minggu, 06 November 2011

KASUS TUKUL BEMPAT MATA

KASUS TUKUL BEMPAT MATA - 2 bulan terakhir, kita pasti mengenal istilah-istilah berikut :

- KKL ( Kembali Ke Laptop )

- sobek-sobek

- katrok

dan lain sebagainya. Kita semua paham, darimana istilah-istilah ini dipopulerkan. Ya, dari cara Empat Mata yang ditayangkan di salah satu stasiun televisi swasta dengan presenter Mas Tukul Arwana.

Tayangan yang penuh dengan nuansa guyonan ini, ternyata sukses besar. Rating tinggi pun berhasil diraih acara ini. Bahkan tidak tanggung-tanggung, versi videonya juga bisa kita saksikan di www.youtube.com. Nggak kalah terkenalnya sama Naruto Shippuden atau Heroes.
Namun pada perkembangannya, acara Empat Mata juga sempat menuai banyak kritikan. Kritikan yang paling parah adalah masalah pelecehan. Walaupun presenter tidak pernah lupa menyebutkan bahwa dirinya tidak bermaksud melecehkan setiap kali acara berakhir, masyarakat tetap saja tidak bisa menganggap masalah tersebut berakhir begitu saja. Buntut-buntutnya, protes pun timbul dimana-mana. Tak kalah di lingkungan ‘pondokan’ saya di Unibraw, Malang, protes mengenai acara Empat Mata ini juga ada dimana-mana.

Menurut pendapat saya, alangkah baiknya jika acara Empat Mata dimodifikasi sebagai berikut :

1. Jika ingin tetap membawa misi guyonan, hendaknya guyonannya nggak pake njelek2in orang lagi deh. Toh, untuk sesama orang jelek, ngapain sih pake acara saling njelek2in :D

2. Nggak pake cipika-cipiki. Bukan karena masalah pornografi atau apa lah, Masalahnya banyak orang yang ngiler, ikut pengen. Nah, jadi kalau Mas Tukul mo cipika-cipiki, secara offline aja, sukur2 kan bisa dapat 2 sampai 3 kali he he he.

3. Format acara bisa dibuat secara lebih fokus. Jadi yang bisa narsis nggak cuma Mas Tukul aja ( sebagai presenter ). Alangkah baiknya, kalau misal membahas masalah2 ringan sambil diselingi humor2 ringan. Kan jadi lebih enak tuh.

Sayangnya, saya sendiri bukan Empat Mata mania. Cuma pernah liat aja. Jadi, ya cuma itu saran saya sebagai pengamat yang awam :D